Sabtu, 24 September 2011

Identifikasi Mineral



Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama mineral tersebut.
Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi
kimia yang tetap dan struktur kristal yan beraturan.
Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya
beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara
lain :
1. Kilat (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)

1.        Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
a.       Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
b.      Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
ü  Kilat intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
ü  Kilat kaca (vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
ü  Kilat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes dan gips.
ü  Kilat damar/resin (resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit
ü  Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan nepelin.
ü  Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.

2.        Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening). Beberapa contoh warna mineral :
ü  kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
ü  mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
ü  feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abuabu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
ü  karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
ü  olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.
ü  piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
ü  amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
ü  oksida besi : kuning- coklat kemerahan
ü  lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.
ü  azurit : bila berwarna biru
ü  jasper : bila berwarna merah

3.        Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan untuk :
§  Kuku jari : 2,5
§  Uang logam tembaga : 3
§  Pisau/paku baja : 5,5
§  Pecahan kaca jendela : 5,5 – 6

4.        Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.

5.        Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang belahan yang licin. Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah. Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.

6.        Pecahan
 Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
§  Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti pada pecahan botol.
§  Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya asbes.
§  Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang halus, contohnya mineral lempung.
§  Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar, contohnya mineral magnetit atau miberal besi.
§  Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.

7.        Bentuk
  Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar